Masa putih abu abu



Berseragam putih abu-abu terasa paling menyenangkan dari hal lainnya. Masa Remaja menuju masa dewasa. Banyak teman-teman baru, suasana yang baru dan cowok-cowok keren di sekolah. Awal memasuki masa ini, selalu dihantui ketakutan luar biasa membayangkan eksperesi wajah-wajah seram kakak kelas dan MOS (masa orientasi siswa) yang banyak aturan. Kaos kaki putih dan sepatu warior (hitam dan putih) yang di bolehkan hanya itu tapi saat itu aku pakai sepatu warna hitam. bikin plangkat nama dari kertas karton dan diselingi dengan permainan yang konyol bagi siswa baru dan lucu bagi kakak kelas yang sok atur. Sangat dan sangat menyebalkan. MOS telah selesai, siswa baru bisa bernapas lega akhirnya bisa lepas juga dari kakak kelas. Memulai segalanya dengan serba baru dari seragam, sepatu, tas, sampai buku. Hehehe?, menguras dompet yang tidak sedikit. itu lah awal tahun siswa baru semua harus baru yahh gitu deah ! aku suka gotot pengennya serba baru. Namaku wulan Aku adalah salah satu dari murid baru tersebut. Aku tidak menonjol seperti anak-anak lainnya. Pemalu, murah tersenyum itulah aku. Aku mempunyai banyak teman di sekolah baruku ini. Ada satu teman yang paling dekat denganku dan sudah kuanggap seperti temen akrab Namanya matin tapi aku biasa memanggilnya mbak bro. matin adalah sosok yang sangat menyenangkan buatku. Kami duduk tidak sebangku Dia adalah teman baru di sekolahku Tiada hari tanpa tawa diantara kami. Segala yang menyedihkan kami jadikan hal yang lucu. Kami berdua sangat kompak. Orang akan bertanya bila melihat aku sendiri karena mereka sering bilang dimana ada wulan disitu ada matin. Tak dapat dipisahkan. Sekolahku lumayan luas, mempunyai lapangan bisa buat basket, futsal, dan volly. Teman-teman kelasku semuanya menyenangkan, mereka baik dan sayang padaku. Terlebih temanku dina dan cindy , dia sangat sayang pada aku dan matin. Hidupku terasa lengkap punya sahabat dalam kelas ini. Kelas kami adalah X IPS 1 Suatu hari, tak sengaja aku lewat di depan kelas X IPS 2. Aku melihat seorang cowok yang menurutku begitu manis dan kalem. Dadaku rasanya sesak, jantungku berdegup dengan kencang aku terasa di dunia yang berbeda, dunia rasanya akan runtuh. Pelan-pelan perasaan mengagumi menjadi menyukai dia. Namanya (asmarkan) M.Arif Ramadhan . Aku tertarik, matin pun telah kuceritakan. matin selalu setia menemaniku. Setiap istirahat, kami berdua selalu menyempatkan diri untuk jajan melewati kelasnya Arif Suatu hari, aku dan matin lewat di depan kelas Arif, tanpa sengaja Farid keluar dari kelasnya dan hampir bertabrakan denganku. Aku tak berani untuk melihat wajahnya itu, Aku gugup dan rasanya bibir ini hanya ingin bergunam dan bisa tersenyum tidak jelas. Aku bergegas pergi dan menarik matin. "lan, lihat arif deh tuh , dia tersenyum kepada kamu tuh? Cie, ada yang jatuh cinta nih!" kata matin. "Ahh, kamu nih apa*an. Ngga kok!" jawabku tersipu malu pipi ku merah merona. Tidak banyak yang aku tahu tentang Arif , Aku hanya tahu bahwa dia sesosok cowok yang sabar dan lebih sering kumpul sama geng di kelas kalau ke kantin selalu bersama. Tapi, , bahwa arif itu pintar dan fasih dalam membaca Kitab al-quran dan bisa nyanyi suaranya merdu. "Waah, orang yah tepat! hehehe " gunam aku di dalam hati .

 

 Tak terasa satu tahun pun berlalu, Aku naik ke kelas XI dan saatnya Aku langsung memilih IPS karena udah dari klas dlu langsung pengen ke IPS apakah yang setiap hari dengan penghafalan dan pembisnis dan ekonominya . Aku, matin. Ketika memasuki kelas XI IPS 1, banyak teman-teman yang menyenangkan terlebih lagi disana rebutan bangku . Spontan kami bertiga mencari tempat duduk yang tepat agar setiap hari Aku dapat melihat dari sudut pintu Keinginanku itu pun terwujud. Bangku yang Aku tempati bersebelahan dengan bangku dina dan cindy pas arah pintu kelas bisa melihat arah luar siapa tau dia sllu lewat di dpan kelasku. Tugasku selain belajar dengan tekun bertambah lagi yakni Aku harus selalu terlihat rajin. Urusan dandan atau apalah itu tidak penting, karena bagiku prestasi paling penting. Aku pun selalu masuk juara umum begitupun dengan arif Walaupun arif lebih pintar dari Aku. Tapi aku senang bisa sama-sama masuk juara umum dengannya. Bahkan pada saat pembagian kelompok belajar, matin dan dina sekelompok denganku bersama beberapa teman lainnya. Saat ini arif ikut dalam pelatihan Basket di sekolahku. Bila sudah saatnya bertanding, Aku mulai stres karena satu hari tidak melihatnya, maka Aku hanya berdoa agar hari itu cepat berlalu karena bayang wajahnya tak pernah hilang dariku. arif pernah memberikan Aku harapan. Dia sering menatapku lama, dan seolah berkata sesuatu kepadaku melalui tatapannya yang membuat jantung hatiku sangat berderup kencang itu. Banyak hal yang dia lakukan dan membuatku banyak berharap dan air mata pun tidak pernah bisa tertahankan ketika Aku mendengar dia pacaran dengan teman nya beda kelas. matin dan dina hanya bisa ikut bersedih. Melalui akun Facebook, Aku mencari dia dibfacebok mereka berdua dan itu membuatku sakit dan nyaris putus asa dan patah hati. Setiap selesai latihan basket, arif selalu mengantarkan pacarnya itu pulang dan selalu lewat pas di samping aku . Tapi matanya menatapku seolah olah ingin melihat kecemburuanku itu. Yang Aku lakukan hanya tersenyum dihadapan mereka dan menyembunyikan rasa perih ini. tiga bulan berlalu, Aku mendengar bahwa arif putus dengan temennya yang pernah jadi pacarnya itu. Suatu masalah karena dia itu selingkuh dengan teman akrabnya beni . Dari sorot mata arif , Aku tak melihat rasa sakit itu. "tin , setelah putus dengan temenya itu, arif kelihatannya tidak begitu sedih nampak dari guratan wajahnya. Padahal kan, mereka cukup lama pacaran." gunam aku. bertanya-tanya dengan pertanyaan yang aneh-aneh membuat semua orang pusing. "Lan, sebenarnya ada sesuatu hal yang aku sembunyikan ke kamu selama ini. Arif sebenarnya suka dan sayang dengan kamu." Jelas matin. "Tapi.. Tapi, kenapa dia pacaran dengan temennya itu?" Ujarku dengan penasaran. "Iyah, tapi dia hanya ingin membuktikan, apakah kamu benar-benar sayang sama dia. Nah buktinya ketika itu arif pacaran kamu cemburu, kan!" Ucap matin. "Jadi, ketika dia selalu mengantarkan pulang mantannya itu, dia juga sengaja atau rekayasa?" Tanyaku. "Iya, benar. Itu semua rencanaku dengan arif ." kata mati.

 
 Tiba sudah diakhir masa SMA, Aku sudah di kelas XII IPS 1. Perasaan sayang pada arif masih ada terukir dengan jelas dan indahnya. matin selalu menuntunku untuk tidak jatuh pada masalah percintaan yang aku alami. Beruntungnya Aku memiliki sahabat-sahabat yang selalu menghiburku, Aku kembali dengan kebiasaanku bersaing pelajaran dengan yang lain dan hati tetap terpusat pada arif. "matin, katanya arif sayang sama Aku. Ini sudah 5 bulan lamanya. Tapi kenapa, dianya nggak nembak-nembak juga. Atau dia sudah melupakan Aku begitu saja. Akhir-akhir ini dia juga sibuk dan jarang ketemu dengan Aku." Ucapku. "Semua Akan Indah Pada Waktunya." gunam matin dengan suara yang begitu bermakna. Ujian akhir sekolah kulalui dengan baik. Nilai yang cukup memuaskan Aku dapatkan. Aku lulus, matin dan dina juga lulus. Masa depan kami bertiga ada di depan mata. Saatnya kami melangkah. Acara perpisahan yang menyedihkan. Aku pasti sangat merindukan masa-masa ini. Suka duka yang ada selama 3 tahun. Semua menangis bahagia campur sedih. Aku, dina dan matin berpelukan karena sebentar lagi kami akan berpisah. Ijasah telah Aku dapat. Aku melanjutkan masa depanku dengan kuliah di luar kota bersama. sahabatku matin dan dina melanjutkan kuliahnya di jakarta ikut dengan keluarganya. Kami bertiga berjanji untuk tidak akan melupakan masa-masa menyenangkan ini. Begitupun dengan arif yang juga lulus, tapi saat itu sama sekali Aku tidak melihatnya. Kata teman-teman, arif tadi dijemput oleh keluarganya setelah mendengar pengumuman kelulusan. Di taman belakang sekolah, matin mengajakku untuk bertemu. Aku pun pergi ke taman itu. Sesosok Pria keren dan memakai topi membelakangiku, tepat didekat matin. "Siapa gerangan dia? bikin penas Ahh, mungkin pacar matin barangkali yang mau dikenalin sama Aku." Hatiku bertanya-tanya dengan penasaran. Tiba-tiba... "Hmm.. Kamu? Arif, kan!" Ucapku dengan sangaterkejut. "Iya, Aku arif. Wulan yah?" Balas arif. "Lama banget, kita nggak ketemu ya. Kamu lanjut dimana?" Tanyaku kepada arif sambil salaman tangannya. "Sekarang, aku kuliah di salah satu Universitas yogjakarta di kota ini. Kamu gimana kabarnya? Ucapan arif. "Alhamdulillah, baik-baik saja!" Jawabku sambil tersenyum merah memukau. "Hmmm, Aku pergi kesana dulu yah. Sebentar saja kok enggak lama" . Tunggu aku disini yah rif!" Ujar matin. "Jangan lama-lama yah?" Kataku sama matin. "Wulan, kita cukup lama yah berpisah. Aku kangen sama kamu. Ada sesuatu hal juga yang ingin aku utarakan ke kamu." terucap kata arif dengan serius dan mulai gugup untuk berkata. "Yah, apa?" Balasku dengan penuh penasaran. "Aaa..kuu anu .. Ini .. Aku hmmm sayang sama kamu wulan? Perasaan ini sudah lama aku pendam. Sejak SMA, dan saat inilah waktu yang tepat untuk aku menggungkannya. Kamu mau ngga jadi pacarku sekaligus yang akan jadi Pendampingku nanti?" Jelas arif memegang tangan wulan. "Hmmm, Gimana nih Aku jawabnya jadi berkeringat tubuh aku ini ! Tapi sebenarnya Aku juga sayang dengan arif ." Ucapku dalam hati. "Wulan, kamu mau kan? aku sayang dan cinta sama kamu." Tanya wulan. "Hmm... Iii.. yah, Aku mau. Aku juga sayang sama kamu aku juga memendam perasaan yang sama ." Jawabku dengan perasaan degdegan. "Cie, ada yang baru jadian nih! Sweet.. sweet.. Romantis bingit kaya romeo dan juliet!" Ucap matin yang datang menghampiri kami, dan ternyata semua ini telah matin ini aku rencanakan bersama arif. Arif adalah cinta pertamaku di SMA. Dari dia Aku belajar memahami, penggorbanan tanpa pamrih, meneteskan air mata, bersabar, rajin belajar dan mengembangkan bakatku. Tanpa arif sadari, dia adalah inspirasiku untuk jadi lebih baik dan membuat aku termotivasi dan selalu tersenyum.Semua itu tidak tersia -siakan karena tiba saat waktunya, keinginanku untuk bersamanya terwujud dengan ini aku bisa tersenyum bahagia . Terima kasih karena allah kau telah kirimkan cinta aku yang terindah di masa putih abu abu

Comments

Popular Posts