DIAM DIAM AKU MENCINTAI MU


Detik demi detik berlalu, namun tak sedikit pun bayangmu berlalu dari otakku. Hari demi hari ku lalui, aku berusaha membuka hati, tapi aku tak bisa, hanya kamu yang mampu mengisi hatiku. Diam-diam, aku tetap mencintaimu.
Diam-diam, aku tetap menjaga hatiku entah sampai kapan. Diam-diam, hanya kamu yang ku mau, tak ada orang lain. Diam-diam aku menunggu dalam ketidakpastian, apakah kamu sama sepertiku? Masih tetap menjaga hati? Atau kau akan coba pindah ke lain hati?
Aku tak tau, yang aku tau, aku mencintaimu, walau hanya dalam diam. Aku tak ingin pindah ke lain hati.
Hingga suatu hari, aku menyadari, sedikit demi sedikit hatimu telah bergeser. Kau memilih untuk pergi dari bayang-bayangku, sedangkan aku tidak. Aku tetap bertahan. Aku mencoba rela, asal kau bahagia. Karena aku bukan hanya sekedar ingin memilikimu, aku mencintaimu.
Walau sesungguhnya aku kecewa. Kemana semua kata cintamu dulu? Lalu apa kau tak pernah sadar sesungguhnya betapa aku tak ingin perpisahan itu ada?
Kamu yang tak pernah sadar, dalam diamku, aku terlalu mencintaimu.
Kamu yang tak pernah sadar saat perpisahan itu datang, sesungguhnya aku masih sangat mengharapkanmu.
Ingatkah kamu saat kau berkata, “maaf, aku gak bisa jadi cowok yang terbaik buat kamu, semoga kamu dapet yang lebih baik.”
Kau tak ingat ya apa yang ku katakan?
Aku berkata dari lubuk hatiku, “i hope someday you will ;)”
Apa kamu tak sadar betapa aku masih ingin terus bersamamu? Betapa aku akan mempertahankan perasaanku ini untukmu?
Lalu apa kau ingat saat aku mengirim sms kepadamu “kenapa kamu gak bales sms aku?” tidakkah kau sadar aku masih ingin bersamamu, sangat ingin bersamamu
Aku renungi apa salahku, kamu selalu bilang aku ini kurang perhatian, apa kamu tidak pernah sadar akan perhatian perhatian kecilku? Apa kamu tak pernah sadar dalam diamku aku selalu mencoba jadi yang terbaik untukmu?
Dalam perpisahan kita, aku tetap dan masih memperhatikanmu. Aku berusaha berubah, menjadi wanita yang lebih perhatian seperti yang kau mau, berharap suatu saat tuhan pertemukan kita kembali. Aku berusaha kembali masuk ke kehidupanmu, berusaha menghubungimu lagi, berusaha untuk dekat denganmu lagi, hingga akhirnya aku ingin mengatakan padamu bahwa aku akan mencoba sekali lagi menjadi lebih baik bagimu. Apa kau tak pernah melihat betapa ku mencoba jadi yang terbaik untuk dirimu?
Yang kamu tau, cintaku tak besar padamu – kamu hanya tau cinta mu lah yang jauh lebih besar padaku, tanpa kau pernah peka betapa aku mencintaimu, betapa seringnya aku memelukmu dalam doaku.
Kau tak pernah peka terhadap perasaanku, kau lebih memilih mendengar apa kata orang dari pada mencoba mendengar kata hatimu sendiri.
Yang kamu tau aku jahat, karena aku berhenti mencoba bertahan padamu, tanpa kau pahami betapa galaunya hatiku dengan segala pengabaianmu, aku perlu kau yakinkan saat itu, tapi kenapa malah kau yang jadi tak yakin padaku? Malah kamu yang mau lihat perubahanku? Bukankah aku yang sedang gundah dengan perubahan sikapmu yang drastis, yang seolah tak peduli lagi padaku? Aku yang perlu diyakinkan, setidaknya kita sama sama meyakinkan. Harusnya kamu meyakinkan aku kalau memang kamu butuh aku. Tapi kamu malah bilang kalaupun kita tak saling bersama lagi, kita akan terbiasa kok nantinya. Kata itu menusuk, terngiang ngiang dan membuatku tambah ragu, kalau aku tidak benar benar spesial di matamu. Yup, tapi kamu benar, memang sekarang kamu telah terbiasa, bahkan sudah terbiasa mencintai yang lain, aku memang tak terlalu spesial di matamu.
Tapi semua itu sudah berlalu. Kini aku tau, apalah arti aku menunggu jika kamu tak cinta lagi. Ternyata cintamu tak sekuat kata-katamu waktu itu, tak sekuat yang ku kira.
Sekarang waktunya bagiku menutup semua kisah yang telah lalu, tenang saja, aku tak akan memintamu kembali, karena aku tulus mencintaimu, bukan hanya sekedar ingin memilikimu. Lakukanlah apa yang kau mau, asal kau bahagia. Mungkin bahagiamu memang bukan bahagiaku. Mungkin kita memang tidak ditakdirkan untuk saling membahagiakan

Comments

Popular Posts