macam - macam kesulitan belajar
MACAM - MACAM KESULITAN BELAJAR
·
KESULITAN
BELAJAR
- Pengertian kesulitan
Kesulitan adalah keadaan yang sulit, dalam
kesulitan dan dalam kesusahan. Dalam hal ini, berarti kesulitan mengandung
makna sulit berbuat sesuatu yang berarti suatu kondisi yang memperlihatkan
ciri-ciri hambatan dalam kegiatan untuk mencapai suatu kegiatan, dimana
kesulitan yang dimaksud dalam kajian ini adalah kesulitan belajar yang berarti
kesulitan tersebut kepada aktivitas belajar.
·
←→ JENIS
- JENIS KESULITAN BELAJAR
1.
Kesulitan Belajar Umum
Anak
berkesulitan belajar umum secara nyata mengalami kesulitan dalam tugas-tugas
akademik khusus maupun umum, baik disebabkan oleh adanya disfungsi neurologis,
proses psikologi dasar maupun sebab-sebab lain sehingga prestasi belajarnya
rendah dan anak tersebut berisiko tinggi tinggal kelas.
Anak
berkesulitan belajar tidak sama dengan anak tunagrahita. Anak berkesulitan
belajar umum biasanya ditandai dengan prestasi belajar yang rendah untuk hampir
semua mata pelajaran atau nilai rata-rata jauh di bawah rata-rata kelas
sehingga mempunyai risiko cukup tinggi untuk tinggal kelas. Kesulitan belajar
tersebut disebabkan karena IQ yang rendah. Pada umumnya nak yang mengalami
kesulitan belajar karena mempunyai inteligensi di bawah rata-rata yakni dengan
IQ antara 70-90. Mereka sulit untuk menangkap pelajarn dan umumnya bersekolah
di sekolah-sekolah umum.
Anak
berkesulitan belajar kemungkinan juga mengalami gangguan fisik, sosial dan
mental yang ringan sehingga cukup mengganggu mereka dalam menangkap pelajaran.
2. Kesulitan Belajar Khusus
Kesulitan
belajar khusus dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu kesulitan belajar
praakademik dan kesulitan belajar akademik.
a.
Kesulitan Belajar Praakademik
1) Gangguan Motorik dan Persepsi
Gangguan
perkembangan motorik disebut dispraksia,
mencakup gangguan pada motorik kasar, penghayatan tubuh, dan motorik halus.
Gangguan persepsi mencakup persepsi penglihatan atau persepsi visual,persepsi
pendengaran atau aoditoris, persepsi heptik (raba dan gerak atau tatkil dan
kinestik), dan inteligensi sistem persepsual.
Dispraksia atau sering disebut clumsy adalah keadaan sebagai akibat
adanya gangguan dalam inteligensi auditori-motor. Anak tidak mampu menggerakkan
anggota tubuh dengan benar walaupun tidak ada kelumpuhan anggota tubuh. Ada
beberapa jenis dispraksia, antara lain ;
a) Dispraksia ideomotoris, ditandai
dengan kurangnya kemampuan dalam melakukan gerakan sederhana sperti ;
menggunting, menggosok gigi, atau menggunakan sendok makan.Gerakannya terkesan
canggung dan kurang luwes.
b) Dispraksia ideosional, ditandai anak
dapat melakukan gerakan kompleks tetapi tidak mampu menyelesaikan secara
keseluruhan terutama dalam kondisi lingkungan yang tidak tenang. Kesulitannya
terletak pada urutan-urutan gerakan, anak sering bingung mengawali suatu aktivitas,
misalnya mengikuti irama musik.
c) Dispraksia konstruksional, ditemukan
pada anak yang mengalami kesulitan melakukan gerakan kompleks yang berkaitan
dengan bentuk, seperti menyusun balok dan menggambar. Hal ini disebabakan
karena kegagalan dalam konsep visiokonstruktif.
2) Kesulitan Belajar Kognitif
Pengertian
kognitif mencakup berbagai aspek struktur intelektual yang digunakan untuk
mengetahui sesuatu. Kognitif merupakan fungsi mental yang mencaku persepsi,
pikiran, simbolisasi, penalaran, dan pemecahan masalah. Perwujudan fungsi
kognitif dapat dilihat dari kemampuan anak menggunakan bahasa dan menyelesaikan
soal-soal berhitung.
3) Gangguan Perkembangan Bahasa (Disfasia)
Disfasia
adalah ketidakmampuan anak menggunakan simbol linguistik dalam berkomunikasi
secara verbal. Gangguan pada anakyang terjadi pada fase perkembangan ketika
anak belajar berbicara disebut disfasia perkembangan (developmental dysphasia).
Disfasia
ada dua jenis, yaitu disfasiareseptif dan disfasia ekspresif. Pada disfasia
reseptif anak mengalami gangguan pemahaman dalam penerimaan bahasa. Anak dapat
mendengar kata- kata yang diucapakan, tetapi tidak mengerti apa yang didengar
karena mengalami gangguan dalam peroses stimulus yang masuk. Pada disfasia
eksperesif, anak itdak mengalami gangguan pemahaman bahasa, tetapi ia sulit
mengekspresikan kata secara variabel. Anak dengan gangguan perkembangan bahasa
akan berdampak akan berdampak kemampuan membaca dan menulis.
4) Kesulitan dalam Penyelesaian
Perilaku Sosial
Ada
anak yang perilakunya tidak dapat diterima oleh lingkungan sosialnya, baik oleh
sesama anak, guru, maupun orang tau. Ia ditolak oleh lingkungan sosialnya karna
sering mengganggu, tidak sopan, tidak tahu aturan, atau berbagai perilaku
lainnya. Jika kesulitan penyusuaian perilaku sosial ini tidak secepatnya
ditngani maka tidah hanya menimbulakan kerugian bagi anak itu sendiri, tetapi
juga bagi lingkungannya.
b. Kesulitan Belajar Akademik
Meskipun
sekolah mengajarkan berbagai mata
pelajaran atau bidang studi, namun klasifikasi
kesulitan belajar akademik tidak dikaitkan dengan semua mata pelajaran
atau bidang studi tersebut. Berbagai literatur yang mengkaji kesulitan belajar
hanya menyebutkan tiga jenis kesulitan belajar akademik sebagai berikut:
·
Kesulitan belajar membaca,
·
Kesulitan belajar menulis, dan
·
Kesulitan belajar berhitung atau
matematika.
1) Kesulitan Belajar Membaca (Disleksia)
Kesulitan
belajar membaca sering disebut disleksia.
Kesulitan belajar membaca yang berat dinamakan aleksia. Kemampuan membaca tidak hanya merupakan dasar untuk
menguasai berbagai bidang akademik, tetapi juga untuk meningkatkan keterampilan
kerja dan memungkinkan orang untuk berprestasi dalam kehidupan masyarakat secara bersama.
Ada dua jenis pelajaran membaca,
yaitu membaca permulaan atau membaca lisan
dan membaca pemahaman. Mengingat pentingnya kemampuan membaca bagi
kehidupan, kesulitan belajar membaca hendaknya ditangani sedini mungkin.
Ada
dua tipe disleksia, yaitu disleksia auditoris dan disleksia visual. Gejala-gejala
disleksia auditoris adalah sebagai
berikut:
a) Kesulitan dalam diskriminasi
auditoris dan persepsi sehingga
mengalami kesulitan dalam analisis fonetik, contohnya anak tidak dapat
membedakan kata ’ kakak, katak, kapak’;
b) Kesulitan analisis dan sintesis
auditoris, contohnya ‘ibu tidak dapat diuraikan ‘i-bu’ atau problem sintesa
‘p-i-ta’ menjadi ‘pita’. Gangguan ini dapat menyebabkan kesulitan membaca dan
mengeja;
c) Kesulitan auditoris bunyi atau kata.
Jika di beri huruf tidak dapat mengingat bunyi huruf atau kata tersebut, atau
klau melihat kata tidak dan mengingatkannya walaupun mengerti arti kata
tersebut;
d) Membaca dalam hati lebih baik dari
pada membaca lisan;
e) Kadang-kadang disertai gangguan
urutan auditoris;
f)
Anak cenderung melakuan aktivitas
visual.
2) Kesulitan Belajar Menulis (Disgrafia)
Kesulitan
belajar menulis disebut jaga disgrafia. Kesulitan belajar menulis yang berat
disebut agrafia. Ada tiga jenis pelajaran menulis, yaitu menulis permulaan,
mengeja atau dekte, dan menulis ekspresif. Kegunaan kemampuan menulis bagi
seorang siswa adalah untuk menyalin, mencatat,dan mengerjakan sebagian besar
tugas sekolah. Oleh karena itu,kesulitan belajar menulis hendaknya didekteksi
dan ditangani sejak dini agar tidak menimbulkan kesulitan bagi anak dalam
mempelajari berbagai mata pelajaran yang
diajarakn di sekolah.
3) Kesulitan Belajar Berhitung
(Diskalkulia)
Kesulitan
belajar berhitung disebut juga diskalkulia.
Kesulitan belajar berhitung yang berat disebut akalkulia. Ada tiga elemenbelajar berhitung yang harus dikuasai
oleh anak. Ketiga elemen tersebut adalah
konsep, komputasi,dan pemecahan masalah. Seperti halnya bahasa,
berhitung merupakan bagian dari matematika yang merupakan sarana berpikir
keilmuan. Oleh karena itu, kesulitan belajar bahasa,kesulitan berhitung
hendaknya dideteksi dan ditangani dini agar tidak menimbulkan kesulitan bagi
anak dalam mempelajari berbagai mata pelajaran lain disekolah.
·
KENALI
6 JENIS GANGGUAN BELAJAR
Hal ini tidak berarti anak memiliki
tingkat kecerdasan yang rendah. Untuk mengetahui apakah anak sedang mengalami
kesulitan dalam belajar bisa dilihat dari waktu yang dibutuhkan dalam memahami
suatu persoalan di buku. Dan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan otak
anak dalam mengalahkan kesulitan belajarnya bisa dilihat dari hasil tes IQnya.
Anak-anak dengan Learning Disorder
yang tidak di terapi, akan mempengaruhi kepercayaan diri mereka. Mereka
berusaha lebih daripada teman-teman mereka, tetapi tidak mendapatkan pujian
atau reward dari guru atau orang tua. Demikian pula, Learning Disorderyang
tidak di terapi dapat menyebabkan penderitaan psikologis yang besar untuk orang
dewasa.
Jenis gangguan baelajar :
1.
Disleksia
(Dyslexia) adalah gangguan belajar yang mempengaruhi membaca dan /atau
kemampuan menulis. Ini adalah cacat bahasa berbasis di mana seseorang memiliki
kesulitan untuk memahami kata-kata tertulis.
2.
Diskalkulia
(Dyscalculia) adalah gangguan belajar yang mempengaruhi kemampuan matematika.
Seseorang dengan diskalkulia sering mengalami kesulitanmemecahkan masalah
matematika dan menangkap konsep-konsep dasar aritmatika.
3.
Disgrafia
(Dysgraphia) adalah ketidakmampuan dalam menulis, terlepas darikemampuan untuk
membaca. Orang dengan disgrafia sering berjuang denganmenulis bentuk surat atau
tertulis dalam ruang yang didefinisikan. Hal ini juga bisa disertai dengan
gangguan motorik halus.
4.
Gangguan
pendengaran dan proses visual (Auditory and visual processing disorders) adalah
gangguan belajar yang melibatkan gangguan sensorik. Meskipun anak tersebut
mungkin dapat melihat dan atau mendengar secara normal, gangguan ini
menyulitkan mereka dari apa yang mereka lihat dan dengar. Mereka akan seringmemiliki
kesulitan dalam pemahaman bahasa, baik tertulis atau auditori (atau keduanya).
5.
Ketidakmampuan
belajar nonverbal (Nonverbal Learning Disabilities) adalahgangguan belajar
dalam masalah dengan visual-spasial, motorik, dan keterampilan organisasi.
Umumnya mereka mengalami kesulitan dalam memahami komunikasi nonverbal dan
interaksi, yang dapat mengakibatkan masalah sosial.
6. Gangguan bahasa spesifik (Specific
Language Impairment (SLI)) adalahgangguan perkembangan yang mempengaruhi
penguasaan bahasa dan
o Faktor - Faktor Kesulitan
Belajar
a.
Faktor
intern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari dalam diri
siswa sendiri meliputi:
1)
Faktor
fisiologis.
2)
Faktor
psikologis.
b.
Faktor
ekstern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari luar diri
siswa meliputi:
1)
Faktor-faktor
non-sosial.
2)
Faktor-faktor
sosial
·
Analisis hasil diagnosis
kesulitan belajar
Data dan informasi yang diperoleh guru melalui
diagnostik kesulitan belajar tadi perlu dianalisis sedemikian rupa, sehingga
jenis kesulitan khusus yang dialami siswa yang berprestasi rendah itu dapat
diketahui secara pasti. Contoh : siti fulanah mengalami kesulitan khusus dalam
memahami konsep kata polisemi. Polisemi adalahsebuah istilah yang menunjuk kata
yang mimiliki dua makna atau lebih. Kata “turun”, umpamanya, dapat dipakai
dalam berbagai frase seperti turun tangga, turun ranjang, turun tangan dan
seterusnya. Contoh sebaliknya, kata “naik” yang juga dapat dipakai dalam banyak
frase seperti: naik daun, naik darah, naik banding, dan sebagainya.
Comments
Post a Comment