AKU JATUH CINTA


Andrew adalah seorang laki laki yang cukup terkenal di sekolahnya. Selain karena dia anak orang kaya namun wajah tampannya membuatnya terkenal di kalangan wanita. Rambutnya yang berwarna hitam pekat, hidung yang mancung, mata yang berwarna abu abu yang tajam disertai alis yang tebal, bibir yang merah dan penuh disertai postur tubuh yang tegap. Sungguh sangat menjadi idaman semua perempuan di sekolahnya. Sehingga banyak yang menyebutnya lady killer. Kenapa? ya dia disebut lady killer karena sesudah dia mendapatkan wanita yang diinginkannya dalam beberapa minggu saja dia sudah menghempaskan hati wanita itu. Sehingga tidak sedikit lagi wanita yang menangis darah dibuatnya. Dia melakukan hal itu kepada semua wanita kecuali sahabatnya yaitu lexa. Lexa sulit dirayu. Dia pernah mencoba merayu lexa sekali. Alhasil bukan senyuman manis yang didapatnya melainkan sebuah pukulan telak di perutnya dan di pipinya sehingga membuat pipinya lebam. Dia hanya nyengir kuda mengngingat hal itu. Sehingga dia tidak ingin menggnggu lexa. Namun yang membuatnya penasaran adalah seorang perempuan bernama paulin. Paulin adalah perempuan yang tidak terkenal di sekolahnya. Paulin seorang nerd atau kutu buku. Yang menghabiskan waktunya di perpus dan di kelas. Dia cukup cantik. Kulitnya putih dan bersih, hidungnya mungil namun mancung. Tingginya rata rata memang. Rambutnya hitam dan panjang sepunggung pipinya tirus badannya langsing dan bibirnya mungil namun berwarna merah merekah. Namun semua kecantikannya harus dikacaukan oleh kacamatanya. Entahlah itu minus atau hanya untuk gaya. Tidak ada yang tahu.
Andrew penasaran kepada sosok perempuan itu. Dia seolah tidak peduli saat Andrew lewat. Padahal semua wanita akan berteriak histeris dan bersuara manja untuk menggoda Andrew. Namun tidak dengan wanita itu. Paulin merupakan manusia yang sangat polos dalam hal jatuh cinta. Dia tidak mengerti dengan hal seperti itu. Sehingga sahabatnya satu satunya-lisa-sering gemas melihatnya.

Siang ini di kelas…
“paulin… paulin…” teriak lisa dari depan kelas mencari sahabatnya itu. Paulin tidak menyahut dan hanya fokus pada novel yang dibacanya. Lisa yang sudah menemukan keberadaan sahabatnya di sudut kelas langsung menghampirinya “lin.. paulin.. tadi aku melihat Andrew lewat di depanku.. ah ya tuhan..” katanya dengan mata berbinar. Namun paulin hanya menggeleng dan menghela nafas. Di sudah terlalu bosan mendengar pembicaraan lisa. Semua yang dibicarakan oleh lisa selalu mengenai Andrew dan cinta untuk masalah Andrew dia sudah terlalu bosan dan untuk masalah cinta dia sangat tidak mengerti. Dia pun akhirnya beranjak dari tempat duduknya dan berjalan ke luar kelas meninggalkan lisa. Dia tidak peduli lisa memanggilnya sampai berteriak.

Akhirnya paulin berhenti di taman belakang perpustakaan. Taman ini selalu sepi tidak ada orang yang mengunjunginya. Hanya berlalu lalang. Kemudian dia pun duduk di bangku taman itu. Dia selalu heran mengapa semua orang melewatkan untuk menghirup udara segar di taman ini, hanya demi beberapa makanan di kantin dan untuk memperhatikan pangeran mereka lewat. Dia hanya menghela nafas menyadari bahwa hanya dia yang polos di sekolah ini. Hanya dia yang tidak tahu cinta dan hanya dia juga yang tidak pernah pacaran. Kemudian dia memejamkan matanya dan menghirup udara segar dari hidungnya untuk kemudian dia keluarkan dari mulutnya.
Kebetulan pula Andrew lewat dan tanpa pikir panjang langsung menghampiri paulin. Paulin sendiri tidak menyadari bahwa Andrew ada di sampingnya sekarang. Dan sedikit informasi tentang paulin, dia itu adalah anak dari seorang pengusaha terkenal di Negara ini. Ayahnya bernama Samuel matio. Namun paulin tidak pernah menunjukkan kekayaannya di depan siapapun. Kecuali Andrew. Dia mengetahuinya karena dari umur yang masih muda ini dia selalu dipaksa oleh ayahnya yaitu Fernando green. Sehingga dia banyak mengetahui pebisnis handal di Negara ini.

Paulin yang belum menyadari keberadaan Andrew tetap memejamkan matanya sedangkan Andrew terus memperhatikan wajah paulin. Cantik. Batinnya. Kemudian Andrew berdehem barulah paulin sadar bahwa sedari tadi ada yang memperhatikannya. Andrew tersenyum tipis ke arahnya dengan mata yang menatapnya tajam. Paulin hanya menatapnya dengan tatapan polos sambil memiringkan kepalanya. “apa?” kata paulin dengan polosnya. Andrew sampai mengkerutkan kening melihatnya. Baru kali ini ada perempuan yang tidak memberikan pandangan memuja saat melihatnya. “kau siapa?” Tanya paulin lagi. Andrew melongo mendengar perkataan paulin. Semua orang mengenal Andrew kecuali paulin. Dia memang sering mendengar lisa membicarakan Andrew. Namun dia tidak mengetahui Andrew itu yang mana. Andrew berdehem untuk menutupi rasa terkejutnya. “hai kenalkan. Aku Andrew.” katanya mengulurkan tangan “oh. Aku paulin” balas paulin sambil membalas uluran tangan Andrew. Andrew sungguh bingung melihat perempuan ini. Dia sama sekali tidak terkejut atapun bahagia berjabat tangan dengan Andrew. Laki laki paling populer di sekolahnya. Kemudian saat akan melepaskan tangannya dari tangan Andrew tiba tiba dia teringat. Oh ini yang bernama Andrew. Batinnya. biasa saja. Andrew tidak mau melepaskan tangan paulin dan menggenggamnya dengan erat sehingga membuat paulin meringis. “aissh.. sakit. lepaskan” katanya kepada Andrew. Andrew tidak mendengarkan paulin dan hanya menatap paulin. Tiba tiba paulin berbalik dan akan berlari. siapa tahu saat dia berlari dengan kencang tangannya akan terlepas. Batin paulin. Tapi hal lain terjadi. Andrew malah memelintir tangan paulin dan menguncinya di belakang punggung paulin. Andrew mendekat dan merapatkan tubuhnya dengan punggung paulin. Dia kemudian menyingkirkan rambut paulin yang tergerai kebahu kirinya dan mengecup leher jenjang paulin. Dan meletakkan dagunya di bahu kanan paulin. Paulin merinding. Apa yang dilakukan Andrew barusan. Batinnya. Kemudian Andrew mengangkat dagunya dan bebisik lembut di telinga paulin “beberapa waktu kedepan kau akan sering mengalami hal seperti ini saat berjumpa denganku. Mungkin tidak hanya di leher. Bibirmu yang manis itu pun akan mendapat bagian. “katanya lembut namun penuh penekanan. Paulin mengernyit. Dia tidak mengerti apa yang dibicarakan andrew barusan. Kemudian dia bertanya “maksudmu apa? mendapat apa? aku sama sekali tidak mengerti.” Andrew hampir saja menjitak kepala Paulin jika dia tidak menahan diri. Kenapa anak ini begitu polos. Batinnya geram. “Kenapa kau begitu polos paulin. Katakan padaku apakah kau belum pernah berciuman.” “belum” jawabnya santai. “bagaimana dengan kekasih?” “belum.” “kalau begitu cinta. Kau tau artinya cinta?” “tidak. Aku sama sekali tahu apa arti cinta. Eh.. kenapa kau bertanya hal seperti itu.? Maksudnya apa? Aku tidak mengerti.” Teriaknya kesal. Andrew lebih kesal lagi melihat kepolosan paulin. sehingga dia hanya menghela nafas dan melepaskan kuncian tangannya pada tangan paulin. Paulin bingung melihat kelakuan Andrew yang menghela nafas dengan kasar. Dia tidak ambil pusing dan pergi dari taman itu. Namun suara Andrew menahannya “paulin, katakan padaku kau belum tau rasanya berciuman, jatuh cinta dan patah hati?” tanyanya bertubi tubi. Paulin dengan entengnya menjawab “belum, belum dan belum.” “paulin…” geram Andrew. Ternyata di zaman sekarang ini masih ada manusia yang belum pernah merasakan hal semacam itu.
“jadilah temanku paulin, dan akan kuajarkan semua hal itu padamu.” “hal apa?” Tanya paulin. Andrew sangat kesal melihat gadis satu ini. Ingin rasanya dia menjitak keras kepala anak inin, namun ditahannya. “nanti akan kuberitahu sekarang maukah kau menjadi temanku?” paulin Nampak berpikir lalu berkata “baiklah. Teman.” Kemudian dia pun pergi meninggalkan Andrew. Andrew mendengus. Teman macam apa yang meninggalkan temannya sendiri di taman. Padahal baru saja mereka resmi berteman. Dasar gadis aneh, batin Andrew.

Pagi ini Andrew sampai ke sekolah dan duduk di bangku lexa. Sesaat kemudian lexa datang dengan kaki pincang, lutut dan lengan yang berdarah. Andrew menyerbunya dengan banyak pertanyaan, namun malah dikatai dungu. Akhirnya Andrew meminta maaf dan bergegas ke uks untuk mengambil alkhohol dan yang lainnya untuk mengobati luka lexa. Setelah mengambil beberapa keperluan dia bertemu dengan paulin di uks “hai..” sapa adrew “emmm…” paulin hanya bergumam. Dia tidak kehabisan akal dan berkata “nanti waktu jam istirahat jumpai aku di taman kemarin. Ada yang ingin kubicarakan denganmu.” “baiklah” kemudian Andrew berlari meninggalkan uks dan menghampiri lexa. Dia kemudian membersihkan luka yang ada pada lengan dan lutut lexa dengan alkhohol. Dan dihadiahi sebuah pukulan di bahunya. Dia hanya bisa pasrah terhadap kelakuan lexa padanya.

Bel pun berbunyi. Andrew segera kembali ke bangkunya. Hari ini mereka mendapat teman baru. Laki laki itu bernama alex. Tampan yang menurut Andrew setara dengan ketampanannya. Dan beruntungnya laki laki itu duduk bersebelahan dengan lexa.

TET… TET… TET…
Akhirnya bel istirahat berbunyi. Dia pun segera lari ketaman untuk menjumpai paulin, dia meninggalkan lexa dengan alex di kelas. Sesampainya di taman dia mendapati paulin duduk dengan tenang sambil menghirup udara segar di bangku tama, dia pun menghampiri paulin dan duduk di sampingnya. “apa yang ingin kau bicarakan denganku.?” “aku akan mengajarkanmu banyak hal tentang cinta dan sebagainya. Mulai hari ini kau bisa belajar denganku. Nanti datanglah ke rumahku. Akan kuberitahu alamatku. Namun terlebih dahulu sini nomor penselmu. Agar aku dapat memberitahu alamatku padamu.” Paulin pun menyerahkan smartphonenya kepada alex. Lalu alex memiscall nomornya sendiri. “sudah. Aku akan mengirimnya lewat sms nanti. Sekarang lebih baik kita kembali ke kelas. Sebentar lagi bel berbunyi.” Mereka berdua pun akhirnya pergi meninggalkan taman.

Sore harinya…
Paulin akhirnya sampai di depan rumah Andrew. Dia tidak terlalu terkejut dengan rumah Andrew yang sangat megah. Karena dia memang sudah terlalu bosan tinggal di rumah yang megah seperti itu. Dia pun akhirnya menekan bel dan pintunya dibukakan oleh seorang asisten rumah tangga. Dia bertanya. “emm.. maaf apakah andrew ada di rumah sekarang?” tanyanya dengan sopan. “ada. Silakan masuk. Tuan muda Andrew sedang bermain piano di ruang keluarga. Akan saya antar nona kepada tuan Andrew.” “emm.. te.. terimakasih.” jawabnya gugup.

Sesampainya di ruang keluarga dia melihat Andrew sedang serius memainkan piano hitamnya. Dia kemudian diantar sang asisten ke tempat duduk yang ada di dekat Andrew. Andrew menghentikan permainan pianonya sebentar kemudian menoleh ke arah paulin.
“hi… kau sudah datang?” “emm..”

Kemudian Andrew melanjutkan permainan pianonya. Paulin hanya memperhatikan dari sofa tempatnya duduk. Kemudian Andrew mwnyudahi permainan pianonya dan menghampiri paulin. “maaf membuatmu menunggu.” “emm…” paulin hanya bergumam. Andrew tersenyum menghadapinya. Padahal dalam hatinya dia sangat ingin menjitak kepala perempuan satu ini. Setelah itu Andrew berdiri dan menghampiri paulin. Paulin mengernyit saat dia melihat Andrew terus memperhatikannya. “ada apa? kenapa kau melihatku seperti itu?” “tidak ada. aku baru saja menyadari bahwa kau memiliki tahi lalat kecil di bawah matamu. Itu terlihat manis. Dan aku menyukainya” Andrew berupaya menggoda paulin. Namun paulin tidak peka dan hanya berkata “oh.” Huft… Andrew mendesah. “ayo kita pergi ke taman belakang. Akan aku ajarkan semua hal padamu.” Paulin belum sempat membalas karena tangan Andrew sudah menggamit lengannya.

Sesampainya di taman, paulin begitu terpana melihat keindahan taman bunga mawar di depannya sekarang. Dia sangat menyukai bunga mawar terlebih mawar merah. Itu sangat indah. “ok. Kita mulai dari hal cinta, apakah kau tahu arti cinta?” Tanya Andrew membuyarkan lamunan paulin. Paulin hanya menggeleng. “cinta itu adalah hal wajar yang dimiliki manusia. Cinta adalah rasa sakit yang berbentuk manis. Yang dapat mengelabui manusia dengan indah dan manisnya kata kata cinta.. Atau dengan kata lain, cinta itu seperti mawar. Indah namun durinya dapat membuat seseorang atau lebih terluka.. apa kau sudah mengerti?” “sudah. Itu bukan hal yang sulit untuk kumengerti.” “ok. Sekarang ciuman.” “apa kita harus membicarakan itu sekarang?” “tentu saja sudah jangan protes lagi, ciuman itu mempunyai arti tersendiri. Ciuman di kening artinya menjaga, di punggung tangan artinya menghormati, di pipi artinya menyayangi, di leher artinya nafsu, di hidung artinya cinta, dan…” Andrew menjeda sedikit ucapannya dan mendekatkan wajahnya ke arah paulin kemudian berkata “dan di bibir artinya you are mine.” Hampir saja bibir mereka bersentuhan namun dengan polosnya paulin mendorong kepala Andrew. Andrew memasang wajah masam. Belum pernah ada perempuan yang menolak saat akan diciumnya. Namun karena terlalu polosnya perempuan hingga dia mendorong wajah Andrew.

“ok. Aku sudah mengerti sekarang. Namun aku masih penasaran tentang sesuatu.” “penasaran tentang apa?” Tanya Andrew ketus. “mengapa kau menyuruhku datang ke rumahmu? ““kenapa kau mau datang?” Andrew sangat kesal sekarang. “kau memberiku alamatmu dan menyuruhku datang. Jadi aku datang saja.” Ya tuhan … gadis ini sangat menyebalkan. Terlalu polos. Batin Andrew sambil menggeram. “ah.. ya sudahlah. Ini sudah terlalu sore. Sebaiknya aku pulang.” Dia akan berbalik namun ditahan oleh Andrew. “mengapa kau pulang secepat itu. Ini masih sore dan besok adalah hari libur. Sebaiknya kau pulang nanti saja, aku ingin meminta bantuanmu.” “bantuan apa?” “jawab dulu kalau kau ingin membantuku. Aku harus mendengar jawaban iya. “bodoh kau. Mengapa kau bertanya tentang jawabanku. Sekarang saja kau sudah memaksa. Ya sudahlah. Bantuan macam apa yang kau butuhkan?” Andrew tersenyum licik dan menarik tangan paulin ke lantai dua. Ke arah kamarnya.
“bantu aku membereskan kamarku.” Paulin melongo dengan mulut menganga. Laki laki ini sungguh gila, batinnya. kamar Andrew sangat berantakan. Sepertinya sengaja diberantaki. Selimut jatuh ke lantai. Bantal berhamburan di mana mana. Joy stick playstation tergeletak di lantai. Dvd cassete berserakan. Buku, komik dan novel berantakan di rak bukunya, tasnya di tempat tidur dan pakain yang sepertinya memang sengaja dihamburkan dari lemari. Setelah menghela nafas panjang akhirnya paulin mulai membereskan kamar Andrew. Dan Andrew sendiri hanya bersandar di pintu kamarnya yang dia tutup dan memperhatikan paulin tanpa niat membantu paulin.

Setelah hampir kira kira satu setengah jam akhirnya pekerjaan paulin telah selesai. Dan kamar Andrew terlihat lebih rapi dari sebelumnya. Dia melihat arloji yang bertengger manis di lengan kirinya. Ternyata sudah jam 7 malam. Sebenarnya dia tidak terlalu khawatir dimarahi orangtuanya jika pulang terlalu larut malam. Toh orangtuanya tidak pernah memperhatikannya. Mereka berdua hanya sibuk dengn pekerjaannya ke luar kota atau bahkan ke luar negeri berminggu minggu tanpa ada niat memperhatikan paulin. Dia sudah biasa akan hal itu atau bahkan dapat dikatakan tidak peduli lagi dengan orangtuanya.

Dia akan segera ke luar dari kamar Andrew. Namun pintunya dikunci dari luar oleh Andrew. Paulin mendecak kesal dasar laki laki gila. Batinnya. Berhubung karena ia sudah lelah dia akhirnya menyerah menggedor gedor pintu dan memilih duduk di kasur Andrew. Dia merasa kantuk mulai menyerangnya dan akhirnya dia tertidur di kamar Andrew. Andrew yang merasa janggal tidak mendengar suara paulin akhirnya membuka pintu dan mendapati paulin sudah tertidur di kasurnya, dia mendekat ke arah paulin dan berjongkok. Paulin yang tidurnya menyamping wajahnya tepat berada di depan wajah Andrew. Andrew memperhatikan wajah paulin lekat lekat. Cantik, bisiknya. dia sedikit merasa bersalah kepada paulin. Dia memang sengaja memberantaki kamarnya sendiri dan menyuruh paulin membereskannya dengan niat mengerjainya. Dia tidak menyangka ternyata hal itu membuat paulin lelah hingga akhirnya tertidur di ranjang Andrew. Andrew mengelus lembut pipi paulin dengan jari jari panjangnya. Dia tidak ingin membangunkan paulin. Dia mendengar paulin menggumam “ayah.. ibu.. kalian jahat.. kalian tidak pernah memperhatikanku… kalian hanya mementingkan diri kalian sendiri. Aku ingin pergi dari kalian berdua… aku bagaikan anak tiri… aku membenci kalian berdua…” gumamnya dan air mata menetes dari sudut matanya. Andrew yang mendengar itu merasa prihatin. Entah mengapa melihat paulin menangis membuat hatinya bergetar tidak karuan. Apakah dia mulai menyukai gadis ini dengan kepolosanya. Padahal baru tadi siang mereka bersama. Entahlah. Dia sendiri juga bingung. Dan gumaman paulin lebih membuatnya merasa sedih. Ternyata orangtuanya tidak pernah memperhatikannya. Padahal orangtuanya walaupun sangat sibuk selalu meluangkan waktu untuk melihatnya. Entah mengapa dadanya berdesir aneh ketika melihat gadis ini dari jarak sedekat ini. Padahal dari dulu tidak pernah ada satu gadis pun yang dapat membuat jantungnya bergetar. Dan niatnya hanya untuk menghancurkan gadis polos ini. Namun sepertinya rencananya gagal.

Comments

Popular Posts